BUAH BENGKUANG

Posted by Hendi Prakoso Jumat, 31 Mei 2013 0 komentar
Bengkuang merupakan liana tahunan yang dapat mencapai panjang 4-5 m, sedangkan akarnya dapat mencapai 2m. Batangnya menjalar dan membelit, dengan rambut-rambut halus yang mengarah ke bawah.
Daun majemuk menyirip beranak daun 3; bertangkai 8,5-16 cm; anak daun bundar telur melebar, dengan ujung runcing dan bergigi besar, berambut di kedua belah sisinya; anak daun ujung paling besar, bentuk belah ketupat, 7-21 × 6-20 cm. 
Bunga berkumpul dalam tandan di ujung atau di ketiak daun, sendiri atau berkelompok 2-4 tandan, panjang hingga 60cm, berambut coklat. Tabung kelopak bentuk lonceng, kecoklatan, panjang sekitar 0,5 cm, bertaju hingga 0,5 cm. Mahkota putih ungu kebiru-biruan, gundul, panjang lk. 2 cm. Tangkai sari pipih, dengan ujung sedikit menggulung; kepala putik bentuk bola, di bawah ujung tangkai putik, tangkai putik di bawah kepala putik berjanggut. Buah polong bentuk garis, pipih, panjang 8-13 cm, berambut, berbiji 4-9 butir.
Tumbuhan ini membentuk umbi akar (cormus) berbentuk bulat atau membulat seperti gasing dengan berat dapat mencapai 5 kg. Kulit umbinya tipis berwarna kuning pucat dan bagian dalamnya berwarna putih dengan cairan segar agak manis. Umbinya mengandung gula dan pati serta fosfor dan kalsium. Umbi ini juga memiliki efek pendingin karena mengandung kadar air 86-90%. Rasa manis berasal dari suatu oligosakarida yang disebut inulin (bukan insulin!), yang tidak bisa dicerna tubuh manusia. Sifat ini berguna bagi penderita diabetes atau orang yang berdiet rendah kalori.
Umbi bengkuang biasa dijual orang untuk dijadikan bahan rujak, asinan, manisan atau dicampurkan dalam masakan tradisional seperti tekwan. Umbi bengkuang sebaiknya disimpan pada tempat kering bersuhu 12 °C hingga 16 °C. Suhu lebih rendah mengakibatkan kerusakan. Penyimpanan yang baik dapat membuat umbi bertahan hingga 2 bulan.
Walaupun umbinya dapat dimakan, bagian bengkuang yang lain sangat beracun karena mengandung rotenon, sama seperti tuba. Racun ini sering dipakai untuk membunuh serangga atau menangkap ikan, terutama yang diambil dari biji-bijinya.
Meski beracun, biji bengkuang pun dapat dijadikan bahan obat. Biji yang ditumbuk dan dicampur dengan belerang digunakan untuk menyembuhkan sejenis kudis. Sementara, di Jawa Tengah, setengah butir biji bengkuang dapat digunakan sebagai obat urus-urus. Keracunan biji bengkuang biasanya diatasi dengan meminum air kelapa hijau dan dapat digunakan untuk mempelancar buang air besar karena bengkuang mengandung serat yang lebih tinggi daripada mangga. (Sumber : wikipedia)
Di jalur selatan, bengkuang banyak dijual di sepanjang jalan Kutowinagun Kebumen. Harganya relatif murah yaitu berkisar Rp.3500,-.

Read More..

BUAH KESEMEK

Posted by Hendi Prakoso 0 komentar

Kesemek adalah nama sejenis buah-buahan dari marga Diospyros. Tanaman ini dikenal pula dengan sebutan buah kaki, atau dalam bahasa Inggris dinamai Oriental (Chinese/Japanese) persimmon. Nama ilmiahnya adalah Diospyros kaki. (‘Kaki’, bahasa Jepang, adalah nama zat tanin yang dihasilkan buah ini).
Pohon kesemek berukuran kecil sampai sedang, 15 m atau kurang, dioesis (dioecious, berumah dua) dan kadang-kadang monoesis, berbatang pendek dan bengkok-bengkok, banyak cabang, serta menggugurkan daun.
Daun dalam dua deret, tersusun berseling, bertangkai pendek lk. 3 cm, bundar, bundar telur sampai jorong, 2,5-15 × 5-25 cm, hijau kuning berkilap.
Bunga jantan dalam malai pendek berisi 3-5 kuntum, bunga betina soliter, di ketiak daun, berbilangan 4. Buah buni berbentuk gepeng membulat dan bersegi empat, hijau kekuning-kuningan sampai merah, dengan daun kelopak yang tidak rontok.kesemek sekarang sudah sulit dijumpai atau hampir punah
Kesemek yang matang berwarna antara jingga kekuningan sampai kemerahan dan berdiameter antara 2-8 cm. Buah ini dapat dimakan langsung dalam keadaan segar setelah diolesi dengan air kapur dan diperam, agar rasa sepatnya hilang. Buah juga dapat dikeringkan atau diolah menjadi selai, agar-agar, es krim dan lain-lain. Buah kesemek segar mengandung 19,6% karbohidrat, terutama fruktosa dan glukosa, 0,7% protein, vitamin A dan kalium.
Buah kesemek yang muda mengandung zat tanin yang dinamai tanin-kaki, yang menimbulkan rasa sepat pada buah. Zat ini akan berkurang bersama dengan masaknya buah. Tanin-kaki dimanfaatkan untuk mengawetkan berbagai kerajinan tangan, membantu produksi arak-beras di Jepang, serta bahan pengobatan penyakit hipertensi.
Kesemek berasal dari Republik Rakyat Cina, yang kemudian menyebar ke Jepang pada zaman purba dan dikembang biakkan di sana. Belakangan buah ini menyebar ke bagian lain Asia, dan pada masa kolonial di tahun 1800an dibawa ke Eropa selatan dan Amerika (California).
Buah ini cukup penting dalam tradisi Tiongkok dan Jepang, sehingga nilai komersialnya tinggi di sana. Kini komersialisasi produksi kesemek telah merembet dan meluas ke Selandia Baru, Australia dan Israel. Ekspor dari Israel inilah yang dinamai sebagai Sharon fruit.
Di Indonesia, Malaysia dan Thailand, produksi kesemek umumnya hanya cukup untuk konsumsi lokal. Sumatera Utara, khususnya wilayah Brastagi, di waktu lalu pernah secara tetap mengirimkan kesemek untuk Singapura; namun kini terhenti karena kualitasnya terdesak oleh kesemek produk negara-negara lain. Tempat-tempat lain di Indonesia yang menghasilkan kesemek di antaranya adalah Jawa Barat dan Jawa Timur, di mana buah ini ditanam pada daerah-daerah tinggi di pegunungan. (Sumber : wikipedia).
Di daerah Magelang tepatnya di Kaliangkrik tumbuh subur tanaman ini. Saat artikel ini diposting kesemek melimpah dan terdapat di pasar-pasar tradisional dan kios-kios buah pinggir jalan. Penasaran dengan buah ini? Jika Anda lewat Magelang, Temanggung dan sekitarnya sempatkan untuk membelinya. Di daerah ini kesemek kadang disebut dengan buah Kepel atau Kledung. 

ViralGen Referral Shopping
Read More..

LANTHING, CAMILAN KHAS KEBUMEN

Posted by Hendi Prakoso Selasa, 28 Mei 2013 0 komentar
Salah satu makanan khas yang ada di Kabupaten Kebumen adalah LANTHING. Makanan kecil yang bahan bakunya berasal dari pohon ketela (budin=Jawa) ini lebih dikenal sebagai Lanthing Karanganyar. Tidak salah, karena yang membuat makanan tersebut adalah para warga di Dukuh Sanggrahan Desa Meles Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen.

Jangan salahkan orang kalau akhirnya yang lebih dikenal adalah nama Lanthing Karanganyar. Sebab lokasi desa pembuat lanthing ini berada di sebelah selatan Pasar Karanganyar. Bahkan, sebagian besar toko yang menjual Lanthing ini di Karanganyar. Untuk itu lebih dikenal sebagai Lanthing Karanganyar.


Tak apalah, yang jelas makanan kecil yang sangat digemari masyarakat ini terasa 'renyah' dan 'gurih' dan membuat lidah ini serasa ingin selalu ketagihan. Dan yang lebih khas lagi, warna dari Lanthing ini adalah dua warna, yakni Lanthing Merah dan Lanthing Putih.

Ada yang mengatakan, kalau saat dimulainya pembuatan makanan tersebut terjadi saat Indonesia menjelang Kemerdekaan. Untuk itu ada suatu niat menanamkan rasa cinta pada Bendera sang Merah Putih, yang diwujudkan secara samar dalam sebuah makanan kecil yang kemudian diberi nama Lanthing ini. Lanthing Super

Jangan salah, makanan Lanthing ini juga ada kualitas jenis super dan biasa. Untuk itu harganya pun berbeda antara yang Lanthing Super dan Lanthing jenis biasa. Sekalipun lebih mahal, jenis ini katanya lebih mudah untuk dijual. Permintaannya banyak dari luar Kabupaten Kebumen.

Begitu juga sebaliknya, anda jangan salah pilih kalau beli makanan tersebut. Sekarang ini ada produksi Lanthing yang bukan dari Dukuh Sanggrahan, tetapi rasa dan mutunya jauh berbeda sekalipun harganya relatif lebih murah. Untuk tidak salah beli, bisa langsung membeli di Pengrajin Dukuh Sanggrahan Desa Meles Kecamatan Adimulyo. 

Bahkan makan Lanthing ini telah membuka lapangan kerja bagi banyak orang, termasuk di dalamnya adalah para pengecer yang setiap saat keliling dari toko ke toko, bagi yang produksinya tak ada pesanan dari konsumen. Makanan kecil Lanthing ini kini bisa didapatkan di toko-toko sepanjang jalan Pasar Karanganyar dan beberapa toko di Kebumen atau Gombong. Namun tak sedikit yang dijajakan di sejumlah Obyek Wisata. Itulah Lanthing, gurih dan nikmat rasanya untuk dikunyah dan mengundang selera.
(Sumber : kebumen.go.id)
 
Read More..

SATE AMBAL KHAS KEBUMEN

Posted by Hendi Prakoso 0 komentar
Sekalipun ada Sate Kambing dan Sate ayam dari Madura misalnya, Sate Ambal tidak terasa tersaingi, bahkan tak sedikit ada rasa akan tersingkirkan. Bahkan, sate tersebut semakin dicari orang terutama bagi mereka yang pernah mencobanya.

Bagi Wisatawan yang kebetulan mengunjungi obyek wisata di Kabupaten Kebumen, atau hanya sekedar untuk datang di kota Lawet ini, bisa menikmati Sate Ambal ini dengan hanya mengeluarkan uang tak lebih dari Rp 8.000,- untuk satu orang.

Perlu diketahui, bahwa Sate Ambal yang cukup terkenal ini berada di Desa Ambalresmi, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen. Kalau dari pasar Kutowinangun menuju arah barat, ada pertigaan terus ambil jalan ke kiri sekitar 10 km dan dari Kecamatan Ambal menuju arah timur.

Saat ini, penjual Sate Ambal ini yang cukup terkenal adalah Pak Kasman 52 tahun, yang katanya menjadi penjual sate sejak masih Sekolah Rakyat. Pengetahuannya membuat sate ini diperoleh dari ayahnya yang bernama Pak Sabar, di mana orang tersebut dulu juga cukup terkenal.
(Sumber : kebumenkab.go.id)

Read More..

WISATAWAN TERGULUNG OMBAK, 3 TEWAS

Posted by Hendi Prakoso 0 komentar
PURWOREJO - Delapan wisatawan tergulung ombak saat liburan Tri Suci Waisak di Pantai Jatimalang, Kecamatan Purwodadi, Sabtu (25/5). Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 06.30, tiga korban ditemukan tewas, tiga lainnya hingga kini belum ditemukan, dan dua korban dinyatakan selamat.
Ketiga korban meninggal yakni Sri Utami (55) warga Dusun Krajan RT1 RW2, Desa Wirun, Kecamatan Kutoarjo, Sri Wahyuningsih (52) warga Desa Semagung Wetan RT 2 RW 4 Kecamatan Bagelen, dan Habib Fikri (7) warga Desa Lugosobo RT 4 RW 3, Kecamatan Gebang.
Tiga korban yang masih dalam pencarian yakni Eliana Agustin (21) mahasiswi Akbid Purworejo, warga Desa Wirun RT 1 RW 2 Kutoarjo, Nabila (12) warga Desa Brengkelan RT 5 RW 6, Kecamatan Purworejo, dan Sunarko (65) warga Desa Semagung Wetan RT2 RW4 Kecamatan Bagelen.  
Winanto (40) bersama anaknya warga Desa Wirun, Kutoarjo berhasil selamat dari musibah tersebut. Hanya, Winanto harus kehilangan keluarga tercintanya yakni Sri Utami (mertua) dan Eliana Agustin (anak).
Winanto mengisahkan, kejadian bermula saat ia sekeluarga dudukduduk di tepian pantai bersama kelompok keluarga yang lain. Tiba-tiba ombak besar datang dan mengempas pengunjung yang sedang menikmati suasana pantai. 
Air kemudian menyeret Winanto sekeluarga ke tengah lautan. “Kami tidak sempat menyelamatkan diri karena ombak sangat besar dan cepat,” katanya.  
Dalam situasi panik, Winanto segera menyambar tangan anaknya yang berusia 10 tahun.  Dalam pandangannya, beberapa orang juga terbawa ke tengah laut dan berusaha menyelamatkan diri. 
Winanto bersama anaknya akhirnya berhasil kembali ke tepi bersama ombak yang menepi. “Saya tidak bisa menolong yang lain, karena posisi saya memegang anak,” ujarnya.
Saksi Supandi (40) warga Desa Jatimalang, Kecamatan Purwodadi mengatakan, beberapa saat kemudian tiga korban lainnya menepi terbawa ombak. Dari ketiga korban tersebut, dua telah meninggal dunia. 
Ombak Besar
Habib Fikri masih bernapas, tetapi dalam kondisi kritis. Habib kemudian dibawa ke PKU Muhammadiyah Purworejo. Setiba di PKU, korban meninggal dunia. “Dua korban lain kami titipkan di Puskemas Bragolan, Kecamatan Purwodadi,” jelasnya.
Ketua Tim SAR Purworejo, Edy Purwanto melalui Koordinator Operasi Pencarian Bambang Supriyadi, menjelaskan, dalam operasi pencarian pihaknya melibatkan BPBD Purworejo, Basarnas Yogyakarta, PMI, SMK 4 Purworejo, Komunitas Radio Mitra Polri dan personel Polres Purworejo serta Koramil Purwodadi.
Bambang mengatakan, ombak di pantai selatan relatif besar. Akibatnya, pihaknya tidak bisa melakukan pencarian korban ke tengah lautan. “Kami hanya melakukan penyisiran di tepi pantai radius 6-7 kilometer,” katanya.
Jumlah pengunjung Pantai Jatimalang, lanjut dia, cukup banyak. Untuk mengantisipasi dan memudahkan pencarian korban, pengunjung diperingatkan agar tidak terlalu dekat dengan bibir pantai.
“Kami masih berupaya mencari korban,” tegasnya.
(Sumber : suara merdeka) 
ViralGen Referral Shopping
Read More..

GANJAR PRANOWO : KEMENANGANNYA BERKAT MESIN PARTAI

Posted by Hendi Prakoso Senin, 27 Mei 2013 0 komentar
PURWOREJO - Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengakui bahwa kemenangannya atas hitung cepat KPU Provinsi Jateng karena mesin politik PDI Perjuangan yang mengusungnya berjalan dengan efektif.
“Selain itu, karena branding personal pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sujatmoko dan manajemen relawan yang baik,” kata Ganjar di Purworejo, Minggu. Ia mengatakan perolehan suara yang diperoleh sudah diprediksi sejak kemarin.
“Sebetulnya pada H-1 pencoblosan sudah ada survei, namun tidak kami publikasikan,” katanya.
Ia mengatakan dua hari lalu sudah ada komunikasi dengan pendukung Rustriningsih yang menurut mereka sebenarnya mempunyai visi misi yang sama dan mereka tidak membawa nama perseorangan, tetapi gerbong besar yang dibawa PDI Perjuangan.
Saat pencoblosan, Ganjar Pranowo berada di rumah orang tuanya di Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, bersama istrinya, Siti Atiqoh. Ganjar tidak memiliki hak suara, karena ber-KTP Jakarta. Ganjar berada di Kutoarjo untuk menemani ayahnya, H Pamuji, yang tengah sakit untuk datang ke TPS 8 Kelurahan Semawung Daleman, Kecamatan Kutoarjo.
Ketua Kelompok Panitia Pemungutan Suara TPS 8 Sunardi mengatakan dari 232 pemilih yang tercantum daftar pemilih tetap (DPT), hanya 148 warga yang menggunakan hak suaranya.
Pasangan Ganjar-Heru mendominasi dalam perolehan suara di TPS tersebut dengan meraup 136 suara, disusul pasangan Bibit-Sudijono mendapat sembilan suara, dan Hadi Prabowo-Don Murdono mendapat satu suara.
(Sumber : Solopos)
Read More..

CABUP PDIP UNGGUL SEMENTARA HITUNG CEPAT PILBUP TEMANGGUNG

Posted by Hendi Prakoso 0 komentar
TEMANGGUNG - Pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Temanggung, Bambang Soekarno-Irawan Prasetyadi yang diusung PDI Perjuangan, unggul sementara dalam hitung cepat yang dilakukan KPU setempat, Minggu (26/5/2013).
Suara yang telah masuk sudah mencapai 84 persen dari 1153 Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Paslon Budiarto-Dedi Haryadi (PPP, PKNU, Demokrat, Hanura dan Golkar) memperoleh 20,09 persen, Fuad Hidayat-Andoyo (PKB dan Gerindra) memperoleh 25,76 persen, Bambang Sukarno-Irawan Prasetyadi (PDI P) memperoleh 40,88, Hadi Kuswanto-Tri Murdoko (calon independen) memperoleh 2,57 persen, serta Anif Punto Utomo-Budidoyo (PAN) memperoleh 10,69.

Ketua KPU Temanggung mengatakan, penghitungan masih terus berlangsung. Meskipun nantinya ada paslon yang sudah diketahui menang dalam hitung cepat, namun hasil resmi tetap menunggu penghitungan secara manual yakni 1 Juni mendatang.
(tribunjogja.com)
Read More..

KAWASAN WISATA DIENG

Posted by Hendi Prakoso Senin, 20 Mei 2013 0 komentar

Pariwisata di Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu sektor yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Sebab, daerah ini memiliki banyak obyek wisata yang sangat menarik, baik berupa wisata sejarah, wisata budaya, maupun wisata agro.

Di antara sekian banyak itu, wisata sejarah di dataran tinggi Dieng tetaplah menjadi primadona bagi Wonosobo. Nama Dieng sendiri menurut salah satu versi berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu di yang berarti "tempat yang tinggi" atau "gunung", dan hyang dari kata khayangan yang artinya tempat para dewa-dewi. Maka Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa-dewi bersemayam.

Menurut versi lain, nama Dieng berasal dari bahasa Jawa; yaitu adi yang berarti indah, dan aeng yang berarti aneh. Jadi, Dieng berarti tempat yang indah dan penuh dengan keanehan.

Terlepas dari asal usul katanya, Dieng memang menyajikan pesona alam yang luar biasa. Di atas gunung, terdapat komplek candi. Dieng merupakan sebuah desa di wilayah Kecamatan Kejajar dan berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara. Kawasan ini terletak sekitar 26 km di sebelah utara kota Wonosobo. Jalannya berbelok-belok dan menanjak, yang diwarnai aneka tanaman sayuran di kanan kiri jalan.
Seperti pegunungan lainnya, suhu udara di Dieng sangat dingin, bisa mencapai 15 derajat C di siang hari, dan 10 derajat di malam hari. Di kawasan ini banyak terdapat kawah aktif. Dari kejauhan, kawasan Dieng tampak seperti puncak gunung yang patah sehingga menyisakan dataran dengan banyak kawah. Itulah sebabnya Dieng dinamai Plateau yang berarti dataran di atas pegunungan.

Dataran tinggi Dieng merupakan salah satu kawasan pariwisata andalan Kabupaten Wonosobo. Di tempat ini terdapat berbagai obyek wisata, terdiri atas obyek-obyek wisata alam dan budaya berupa peninggalan masa lampau berupa candi-candi dan benda-benda arkeologi lainnya.
Dieng Plateau dikelola oleh dua kabupaten, yaitu Wonosobo dan Banjarnegara. Garis batas pemisah antara keduanya tepat membelah Dieng Plateau. Karena itu, obyek-obyek yang ada di sana juga terbagi dua—ada yang masuk ke wilayah Wonosobo, dan ada yang masuk wilayah Banjarnegara.

Karena kondisi geografisnya yang sedemikian rupa, Dieng Plateau lebih mudah dijangkau dari Wonosobo. Terlebih lagi, kemungkinan besar arah wisatawan lebih banyak dari timur, seperti Semarang, Magelang, ataupun Yogyakarta. Oleh sebab itu, untuk mencapai Dieng, wisatawan hanya tinggal menuju ke utara, yang jaraknya kira-kira hanya 26 km.

Kawasan Dieng Plateau merupakan area gunung yang masih aktif. Di sini terdapat banyak kawah yang setiap saat mendidih dan mengeluarkan asap putih tebal dengan aroma khas belerang. Salah satu yang terkenal yaitu kawah Sikidang. Selain itu, ada kawah Candradimuka dan Sileri. Kawah-kawah tersebut, di samping sebagai tempat wisata, juga digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik.
Untuk menjangkau obyek-obyek utama di Dieng Plateau, dapat ditempuh dengan jalan kaki. Sambil jalan-jalan, wisatawan dapat melihat bekas-bekas peninggalan masa lalu dan kekuatan alam, berupa bukit-bukit yang merupakan gunung berapi aktif.

Untuk memudahkan wisatawan memperoleh gambaran lengkap mengenai obyek wisata di Wonosobo, di kawasan ini juga dibangun Dieng Plateau Theater (DPT). DPT merupakan sarana wisata berupa bioskop yang materinya berupa informasi peristiwa alam Dieng, seperti peristiwa Sinila tahun 1979. Sarana ini digagas oleh Gubernur Jawa Tengah kala itu, H. Mardiyanto.

Kapasitas tempat duduknya sebanyak 100 kursi. Di sekitarnya dilengkapi dengan taman dan tempat untuk bersantai. Dari sana, tampak rangkaian pegunungan, seperti Gunung Prahu, Juranggrawah, Pangonan, Sipandu, Nagasari, Pangamun-amun, dan Gajah Mungkur.
Sarana tersebut cocok sekali bagi wisatawan yang ingin mengetahui peristiwa alam di Dieng dan budaya masyarakat sekitarnya. Sebagai tujuan wisata bagi para pelajar juga sangat baik. Selama ini DPT terbukti mampu memberikan nuansa wisata alam dan pendidikan bagi pengunjungnya.

Sebelum sampai di dataran tinggi Dieng, wisatawan dapat melepas lelah di gardu pandang, pada ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut. Dari atas gardu pandang, kita dapat menikmati pemandangan yang sangat indah, dan di pagi hari dapat pula melihat matahari terbit dengan cahaya keemasan atau dengan istilah golden sunrise. Dari sini perjalanan dapat dilanjutkan menuju dataran tinggi Dieng untuk menyaksikan terbitnya matahari yang kedua dengan cahaya yang keperak-perakan (silver sunrise).

Candi –candi di Dieng

Candi-candi yang berada di Dieng dibangun sebagai tempat pemujaan bagi dewa Siwa dan Sakti Siwa, merupakan peninggalan Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu- Siwa. Candi-candi di daerah ini letaknya tersebar, namun ada satu kelompok yang berjumlah lima candi. Kelompok ini dinamai Candi Pendawa, yang terdiri atas Candi Semar, Arjuna, Srikandi, Sembadra, dan Puntadewa. Tidak jauh dari Candi Pendawa, tampak Candi Gatutkaca yang terletak di atas bukit Pangonan.

Sedangkan Candi Dwarawati terletak di kaki Gunung Perahu. Ada juga Candi Bima, terbesar di kawasan ini. Kalau Candi Pendawa terletak di tengah dataran yang luas, candi-candi lain agak saling berjauhan. Letaknya terpisah, dan di sekitarnya dikelilingi pepohonan, terutama akasia.

Tak jauh dari Candi Dieng, terdapat Telaga Warna. Dinamakan demikian karena telaga tersebut memantulkan aneka warna yang indah.  Di sampingnya terdapat Telaga Cermin yang sesekali memantulkan cahaya berkilauan. Fenomena ini mungkin disebabkan oleh kandungan mineral di dalamnya. Memang telaga-telaga tersebut terletak tidak jauh dari beberapa kawah yang mengeluarkan bahan-bahan mineral dari dalam bumi. Namun, pantulan warna ini tidak selalu nampak, apalagi ketika cuaca redup—meskipun begitu, pemandangan dan suasana di tempat ini tidak akan pernah ditemui di tempat lain. 

Di tepi Telaga Warna terdapat beberapa gua kecil. Salah satu di antaranya adalah Gua Semar. Panjangnya sekitar empat meter dengan dinding batu, dan dapat digunakan untuk bermeditasi. Ada gua lain di sampingnya, yaitu Gua Sumur dan Gua Jaran. Di dalam Gua Sumur terdapat sumber air suci yang disebut Tirta Prawitasari.  Di lokasi inilah umat Hindu biasanya mengadakan upacara ritual yang disebut Muspe atau Mubakti. Di samping gua-gua kecil tersebut, juga terdapat kawah Sikendang. Dinamai demikian karena kadang-kadang mengeluarkan bunyi seperti kendang. 

Selain Dieng, Wonosobo masih memiliki obyek-obyek wisata lain, seperti obyek wisata alam, wisata budaya, wisata agro, dan sebagainya. Untuk wisata alam, Wonosobo memiliki Agro Wisata Tambi yang terhampar luas di lereng Gunung Sindoro, dengan ketinggian 1.200 – 2.000 meter di atas permukaan laut. Suhu udara rata-rata minimal 15 derajat C, dan suhu maksimal 24 derajat C.

Agrowisata ini dikelola oleh perusahaan swasta, PT Tambi, yang mengelola tiga unit perkebunan di Bedakah, Tanjungsari, dan Desa Tambi; seluas 829 hektar. Kawasan ini dilengkapi fasilitas pondok wisata, kolam pemancingan, lapangan tenis, taman bermain, kebun, dan parik teh. ”Agrowisata Tambi menjadi pilihan bagi wisatawan untuk rekreasi. Wisatawan yang  ingin ke Gunung Dieng, menginapnya di Agrowisata Tambi. Kebetulan jaraknya tidak terlalu jauh,” kata Bambang, pengelola agrowisata Tambi.

Wisatawan yang mengunjungi Tambi akan diajak berkeliling menelusuri jalan di kebun teh, berolahraga sambil menikmati pemandangan, juga mendapat penjelasan mengenai agronomi, pengolahan dan pemasaran. Bagi pengunjung yang ingin bermalam juga disediakan pondok wisata dengan fasilitas yang cukup memuaskan.

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan,  ke depan pembangunan sektor pariwisata ini dapat lebih diprioritaskan dan dikembangkan, sehingga memperkuat posisi Kabupaten Wonosobo sebagai daerah tujuan wisata yang berskala nasional maupun internasional.
Beraneka ragamnya obyek wisata di Wonosobo tentu berimbas pula pada makin tumbuh suburnya industri penunjang. Pelaku usaha penunjang pariwisata di Kabupaten Wonosobo meliputi usaha perhotelan, restoran, dan rumah makan. Untuk penginapan, sebagian besar hotel tersebut terletak di dalam kota Wonosobo. Dengan demikian, ketika menginap di hotel tersebut, wisatawan dapat menikmati suasana kota Wonosobo sambil jalan-jalan.
Dengan rata-rata jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Wisata Dieng tiap tahunnya adalah 81.260 orang, yang terdiri 12.029 wisatawan manca dan 70.051 wisatawan dalam negeri, namun kebanyakan kunjungan tersebut hanya bersifat wisata singkat, tanpa disertai menginap. Hal ini disebabkan karena minimnya fasilitas penunjang daya tarik pariwisata (amenitas), terutama penginapan yang representatif.
(www.wonosobokab.go.id)
Read More..

TAMAN KYAI LANGGENG KOTA MAGELANG

Posted by Hendi Prakoso 0 komentar

Taman Kyai Langgeng terletak di jalan Cempaka, hanya 1 Km dari pusat kota Magelang. Berwisata ke taman ini merupakan suatu keasyikan tersendiri. Selain taman yang ditata secara rapi, ternyata banyak sekali tawaran kenikmatan dengan keunikan-keunikan yang dimiliki dan fasilitas-fasilitas lain tersedia di dalamnya. Suatu pesona panorama alam menakjubkan yang dapat mengisi "kekosongan jiwa" para pengunjungnya secara sempurna.
Kyai Langgeng adalah sebuah nama yang diambil dari nama salah seorang pejuang di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro, satu di antara pahlawan-pahlawan Indonesia yang berjuang dengan gagah berani merebut kemerdekaan melawan penjajah Belanda selama perang Diponegoro (1825 - 1830). Dasar dijadikannya sebuah Taman dengan menggunakan nama Kyai Langgeng karena almarhum dimakamkan di kawasan ini. Makam tersebut masih ada dan terawat hingga saat ini.
Taman Kyai Langgeng dengan luas 27,5 hektare memiliki ratusan koleksi tanaman langka yang bisa dimanfaatkan sebagai obyek penelitian antara lain ada Cempaka Ganda (Mycelia campaca), Dewa Daru (Eugenia Sp), Apel Beludru (Diospiros Rabbola), Nagasari (Mesua Ferrea), Matoa (Pometia Pinata Ireigfost), Ruser (Arthocarpus Sp), Lobi-Lobi (Flacouritia Inermis Roxb) dan masih banyak lagi.
Taman satwa pun tersaji, ada buaya, owa, itik, burung, berbagai jenis ikan dan sebagainya. Rencananya, pada tahun 2012 ini akan dibangun taman reptil yang menampilkan sekitar 70 koleksi reptil eksotis kepada pengunjung Taman Kyai Langgeng.
Fasilitas-fasiltias penunjang yang dimiliki Taman Kyai Langgeng adalah sebuah kolam renang yang dipisah menjadi dua dengan pembatas terapung. Masing-masing untuk anak-anak dengan kedalaman 1 meter dan untuk orang dewasa sedalam 2 meter. Kolam renang ini dilengkapi dengan menara peluncur bergelombang dan tentunya tempat bilas serta ganti.

Di samping itu, pesona lain yang tesedia adalah koleksi patung-patung dinosaurus, gelanggang pemancingan, taman lalu lintas, rumah aquarium, rumah apung, panggung terbuka, arena untuk bermain gokart, sungai untuk arung jeram, bianglala, becak mini, kereta air, jet coaster, kereta mini, komidi putar, anjungan dirgantara, flying fox dll.

Taman Kyai LanggengJl. Cempaka No. 6, Kota Magelang.
Telp. (0293) 364142
Read More..

KAMPANYE CALON BUPATI di TEMANGGUNG MEMAKAN KORBAN

Posted by Hendi Prakoso 0 komentar
KORBAN TEWAS: Erlis Ida Irawati (48),
 korban tewas saat kampanye, berada di RSUD Temanggung, Sabtu (18/5).
(suaramerdeka.com / Raditia Yoni Ariya)

TEMANGGUNG, Kampanye pasangan calon bupati-wakil bupati nomor urut 2 Fuad-Andoyo memang sangat luar biasa. Lebih dari 10 ribu orang diperkirakan ikut berpartisipasi. Namun, dalam kampanye itu ada satu orang simpatisan tewas karena kecelakaan.
Korban bernama Erlis Ida Irawati (48), warga Desa Petirejo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Dia tewas dalam kecelakaan di sekitar Jalan Raya Kedu-Parakan di dekat SMP  Kedu.
Belum diketahui secara pasti penyebab kecelakaan ibu empat anak dan nenek dia cucu ini. Berdasar informasi, dari sejumlah simpatisan korban terjatuh akibat tidak bisa menjaga keseimbangan sepeda motor yang dikendarainya.
"Jenazah sudah diperiksa oleh dr Novi Andriyani. Korban mengalami luka pada bagian tangan kanan, punggung, dan lambung. Penyebab meninggal karena pendarahan di dalam perut," kata salah satu petugas medis IGD RSUD Temanggung, Sabtu (18/5). 
Jamhari (52), suami korban menuturkan, paginya sekitar pukul 06.00 istrinya memang berpamitan hendak mengikuti kampanye Fuad-Andoyo di Lapangan Sroyo. Namun pada pukul 10.30 ada yang menelponnya jika istrinya mengalami kecelakaan di Kedu.
"Istri saya memang pamitan mau ikut kampanye, tidak tahunnya mengalami kecelakaan. Saya juga tidak tahuh siapa yang menelpon. Sejauh ini penyebab pastinya kami juga belum tahu. Saya berharap pasangan calon Fuad-Andoyo bisa ada perhatian," tandasnya.
Sampai berita ini diturunkan, hingga pukul 16.00 penyebab pasti kecelakaan yang mengakibatkan simpatisan kampanye ini tewas di jalan belum diketahui. Pihak keluarga bahkan masih mencari keberadaan sepeda motor Honda Blade yang dikendarai 
korban. ( Raditia Yoni Ariya / CN37 / SMNetwork )
(www.suaramerdeka.com)
Read More..

PIKATAN WATERPARK TEMANGGUNG

Posted by Hendi Prakoso Selasa, 14 Mei 2013 0 komentar
Temanggung. Sangat mudah dijangkau. Dari terminal induk Kowangan Temanggung, Pikatan Water Park hanya berjarak dua kilometer. Dengan menumpang  angkutan umum yang  jumlahnya cukup banyak, setiap penumpang dikenai tarip Rp.2.000,- melewati  jalur yang cukup bagus, perjalanan terminal – Pikatan yang pendek ini cukup memikat, karena melewati persawahan yang luas dan jalan yang lebar. Ketika cuaca bersahabat, dari beberapa titik ini pelancong dapat menyaksikan gunung Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo dan gunung Ungaran.
Mulai dari terminal inilah kelak kawasan Pikatan Water Park akan dikembangkan. Menurut Bekti, saat ini sudah banyak masyarakat yang “ancang-ancang” untuk memanfaatkan jalur terminal - Pikatan menjadi jalur wisata. Mereka, ujarnya banyak yang memanfaatkan lahan miliknya untuk rumah makan, kios cinderamata, kios oleh-oleh bahkan untuk tempat parkir.
“Itulah yang diharapkan Bupati Temanggung. Membangun kawasan wisata memang jangan tanggung-tanggung. Tujuan utama pemerintah memang untuk melayani masyarakat dalam kebutuhan hiburan. Tetapi, efek langsungnya adalah peningkatan PAD tanpa harus menambah beban masyarakat, tetapi justru memacu dan mengembangkan gairah  dunia usaha mikro dan kecil” katanya.
Ditambahkan, rencananya, pada bulan Maret – April 2009 wisata air itu akan dioperasionalkan.  Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga telah diberi kesempatan oleh Hasyim untuk mengembangkan Pikatan  sesuai dengan selera wisatawan yang terus berubah. Saat ini di Pikatan Water Park telah dibangun  10 buah waterslide sepanjang lima sampai 50 meter, lima buah kolam termasuk kolam prestasi, mainan ember tumpah, permainan sliding sepanjang 21 meter serta jembatan goyang.
Hari-hari ini, Dinas itu bahkan tengah merancang untuk menambah permainan petualangan baru yakni Flaying Fox dengan ketinggian sekitar 10 meter.  Diharapkan, pada akhir tahun ini atau tahun depan, Pikatan Water Park akan memiliki arena panjat tebing. “Kami juga sedang melobi warga serta beberapa perusahaan di sekitar Pikatan untuk terlibat langsung sebagai pelaku wisata. Jika usaha ini berhasil, banyak orang memimpikan disana bisa dibangun danau buatan, taman pintar, arung jeran mini dan sebaginya. Yang pasti, lokasi yang ada sangat memungkinkan untuk semua itu. Kondisi dan Gravitasi kawasan  Pikatan sangat ideal untuk arung jeram, danau buatan atau apapun jenis permainan yang sifatnya mendidik dan menantang” katanya.
Di sisi lain ia menyadari bahwa keadaan keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung sulit sekali untuk memacu guna mewujudkan “mimpi-mimpi” itu. Oleh karenanya, Pemkab Temanggung membuka kesempatan yang luas kepada pihak ketiga untuk turut serta mengembangkan kawasan Pikatan, baik kulinernya, wisata alamnya, atau permainan-permainan lain yang baru.
Memang, banyak kalangan menilai pengembangan Pikatan yang semula hanya merupakan lokasi kolam renang akan mampu berpacu dengan lokasi wisata lain yang sejenis. Pemikiran ini cukup logis mengingat pada radius 60 km dari Temanggung belum ada lokasi wisata seperti di Pikatan. Apalagi, Pikatan memiliki daya tarik alamiah yang sangat besar. Dari kawasan ini dapat dilihat dengan jelas gunung Merapi, Merbabu, Andong dan Telomoyo. Air di sana sangat melimpah dan jernih. Selain itu, lokasi Pikatan sangat dengat dengan kota dan mudah dijangkau serta infrastrukturnyapun sudah memadahi untuk jangka waktu 10 tahun ke depan.
Saat ini, SKPD terkait dengan pariwisata tampak terus melakukan pembenahan-pembenahan di tempat itu. “Untuk tahun ini kami konsentrasi melakukan pembenahan di dalam areal taman. Kalau ada dana, mungkin pertengahan tahun ini atau pada perubahan Tahun Anggaran 2009 nanti, kami mulai mengerjakan kawasan parkir. Ini dibutuhkan biaya besar karena arealnya luas sekali. Syukur-syukur tahun ini kami sudah bisa mengembangkan lokasi Pikatan karena sekarang baru mencapai 1,5 hektar saja” ujar mantan Kabag Humas.
Tidak berlebihan kiranya apabila Pemkab Temanggung mengandalkan Pikatan Water Park menjadi  wisata ungulan dimasa depan dan ikon dunia wisata daerah itu. Semua persyaratan yang dibutuhkan sudah terpenuhi, komitmen pimpinan cukup kuat dan ada dukungan dari para pelaku wisata termasuk kalangan staf yang memiliki dedikasi tinggi. Bukanlah sebuah mimpi, apabila Pikatan Water Park diproyeksikan akan menjadi primadona baru dunia wisata di Jawa Tengah.(temanggungkab.go.id)
Read More..

PANTAI SUWUK KEBUMEN

Posted by Hendi Prakoso 0 komentar

Para wisatawan yang berkunjung ke Pantai Suwuk di Desa Tambakmulyo, Kecamatan Puring, Kebumen, akan semakin dipermudah dengan fasilitas jalan keliling pantai.

Pada 2013 ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan akan melengkapi sarana jalan keliling atau pavingisasi jalan keliling senilai Rp 2 miliar. Dengan fasilitas tersebut para pengunjung akan semakin mudah menjangkau lokasi pantai yang disukai dengan menjangkau ke bibir pantai.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen Drs H Hery Setyanto mengemukakan, jalan masuk tersebut sudah dibuat tahun lalu sepanjang sekitar dua ratus meter. Tahun ini akan ditambah lagi sepanjang 600 meter. Bagi pengunjung yang datang naik
sepeda motor atau mobil pribadi pun bisa parkir di lokasi yang disenangi.


Menurut Hery, penambahan fasilitas tersebut untuk menjaring wisatawan semakin banyak datang ke Pantai Suwuk, Apalagi tahun lalu target yang dibebankan terlampaui. Dari target pendapatan sebesar Rp 553 juta, tercapai Rp 758 juta.

Bertahap

Menurut Heri Setyanto, penambahan fasilitas di Pantai Suwuk akan dilakukan secara bertahap. Bahkan direncanakan akan dibangun jembatan penyeberangan ke Pantai Karangbolong melalui muara Kali Suwuk. Jembatan penyeberangan itu diharapkan bisa memudahkan wisatawan mengunjungi dua pantai tersebut.

Namun Heri mengakui, ada kendal dalam perencanaan gambar. Sebab konstruksi jembatan penyeberangan tersebut memang bersifat khusus
karena berada di areal muara sungai dan di atas pantai berkarang. Namun pihaknya optimis pada saatnya jika Pemkab telah memiliki dana akan bisa terwujud.

Fasilitas lain yang akan ditambah yakni lokasi parkir, taman serta tempat cindera mata. Bahkan pihaknya mengundang pihak ketiga untuk membuka rumah makan yang memadai bagi pengunjung. Saat ini di kawasan Pantai Suwuk dipenuhi warung kecil dan baru ada satu dua rumah makan. (B3-86/suaramerdeka)
Read More..

MASA KAMPANYE PEMILUKADA TEMANGGUNG

Posted by Hendi Prakoso 0 komentar
TEMANGGUNG, Memasuki masa kampanye Pemilukada Temanggung 2013 mulai Rabu (08/05/2013), Personil Polri, TNI, Satpol PP dan Perlindungan Masyarakat (linmas) mulai lakukan pengamanan secara intensif. Hal ini untuk menjaga kondusifitas Temanggung dan mencegah berbagai kemungkinan yang terjadi sebagai dampak rangkaian pemilukada.
      "Personil terlibat intensif dalam pengamanan Pemilukada mulai awal kampanye 8 Mei hingga Pemilukada dinyatakan selesai dan tidak ada masalah," kata Kapolres Temanggung AKBP Susilo Wardono, Jumat (10/05/2013).
      Memurut Kapolres personil polisi yang terlibat pada pengamanan itu sebanyak 635 orang. Personil tersebut akan ditambah pasukan Brimob Polda Jateng, TNI dan Satpol PP dan Linmas. Mereka akan ditempatkan di zona-zona ada titik kerawanan dan disiagakan selama 24 jam. "Pengamanan pelaksanaan Pemilukada di Temanggung sangat ekstra, karena dalam waktu bersamaan ada digelar pula Pemilukada Jawa Tengah. Temanggung harus dijaga ketat untuk mengantisipasi adanya tindakan yang tidak diinginkan", katanya.(Hms13/Paul)
(Sumber : www.temanggungkab.go.id)
Read More..

SRUMBUNG : PENGHASIL SALAK DI KAKI MERAPI

Posted by Hendi Prakoso Kamis, 09 Mei 2013 0 komentar


Srumbung adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Di sebelah timur berbatasan dengan Tempel, Sleman, Yogyakarta yang dipisahkan oleh Sungai Krasak, di sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Dukun, sebelah selatan dengan Salam.
Srumbung berada di sebelah barat daya Gunung Merapi sehingga termasuk daerah bahaya satu dari ancaman gunung Merapi, karena wilayahnya yang berada di kaki gunung Merapi yang masih aktif. Sebuah pos pengamatan Gunung Merapi terletak di Dusun Ngepos yang dibangun sejak zaman Belanda.
Srumbung juga menjadi daerah penghasil Salak Pondoh. Salah satu varietas unggul salak yang dihasilkan dari Srumbung yang bernama Salak Nglumut. Nama Nglumut diambil dari nama desa penghasil salak tersebut. Kini salak tersebut sudah mulai merambah pasar eksport, diantaranya ke Malaysia. Dari segi pertambangan Kecamatan Srumbung menghasilkan bahan tambang yang berupa pasir dan batu karena memang sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan Gunung Merapi. Walaupun semakin lama deposit batu dan pasir semakin sulit ditambang karena penambangan secara besar-besaran telah berlangsung cukup lama, sehingga tak dapat dielakkan penambangan dilakukan semakin berani hingga memasuki daerah bahaya Merapi. Lebih disayangkan lagi bila sampai terjadi perusakan hutan seperti yang terjadi di kawasan Jurangjero. Padahal dulunya Jurangjero sempat cukup dikenal sebagai hutan wisata. Meskipun Pemerintah tidak tinggal diam menghadapi masalah ini demi kelestarian alam dengan menerbitkan peraturan-peraturan menyangkut kegiatan penambangan dikawasan Gunung Merapi. Pertengahan tahun 2010 didesa Ngablak sudah mulai diperkenalkan sebagai Desa Wisata yang diiringi dengan siapnya beberapa Home Stay bagi pengunjung, juga Wana Wisata / Bumi Perkemahan. Sedang mengenai kepadatan penduduk pada tahun 2004 tercatat 792 jiwa/km².
Read More..

Total Tayangan Halaman

ViralGen Referral Shopping